KONDISI BELAJAR ROBERT GEGNE



Keterampilan, apresiasi, dan penalaran manusia dengan semua variasinya, dan juga harapan, aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia, umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar. (Gagne, 1985, h.1)
Manusia melakukan banyak kegiatan dan beragam yang terutama adalah hasil dari belajar – mulai dari melakukan tarian balet Swan Lake sampai mengendarai pesawat ruang angkasa. Masalah dalam teori-teori lama yang membahas belajar adalah mereka tidak menangkap perbedaan dan kompleksitas aktivitas yang membedakan manusia dari spesies lainnya (Gagne, 1977a). Alih-alih mengawali dengan riset laburatorium, Gagne (1972, 1977a) berpendapat bahwa kunci untuk mengembangkan teori yang komprehensif adalah memulai dengan analisis berbagai macam kinerja dan keterampilan yang dilakukan oleh manusia.
Belajar manusia dalam semua variasinya adalah fokus dari studi. Belajar lebih dari sekedar proses tunggal, dan proses-proses ini tidak bias direduksi hanya pada satu proses. Ada dua karakteristik dari belajar yaitu, (a) banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan untuk berbagai macam situasi (Asumsi dasar kondisi belajar Gagne), (b) keterampilan yang kompleks didasarkan pada belajar sebelumnya. Dibanyak situasi baru, individu tidak diharuskan mempelajari seperangkat respons baru secara komplet.
Berikut ini adalah asumsi dasar kondisi belajar Gagne. ASUMSI : (1) Belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain, (2) Belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual, (3) Banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke berbagai macam situasi, (4) Belajar manusia adalah kumulatif; belajar keterampilan yang kompleks didasarkan pada belajar sebelumnya, (5) Belajar bukan proses tunggal. ALASAN : (1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan terutama ditentukan secara genetik. Faktor yang mempengaruhi belajar terutama ditentukan oleh kejadian dalam lingkungan pemelajar, (2) Model yang diusulkan Arnold Gessel bahwa pertumbuhan tubuh dan mental terkait erat adalah tidak akurat, (3) Belajar bukan akuisisi kepingan-kepingan informasi secara terpisah-pisah. Penjumlah misalnya berlaku untuk situasi seperti penyeimbangan neraca, menghitung pajak, dan menyusun anggaran. (4) Seseorang tidak harus mempelajari seperangkat respons baru secara lengkap dibanyak situasi, (5) Model S-R dapat menjelaskan asosiasi sederhana, tetapi tidak dapat menjelaskan belajar keterampilan yang kompleks. 

Sumber : Gredler, Margaret E. 2011. Learning and Instructiona: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Kencana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Hasil Wawancara Terhadap Guru

LAPORAN OBSERVASI SMK TRITECH INFORMATIKA

Hujan Terindah & Terburuk