Laporan Hasil Wawancara Terhadap Guru
BAB I
PENDAHULUAN
Saya
mewawancarai seorang guru les private yang
bernama PAR. Beliau mengajar sejak dibangku SMA kelas 3. Saat itu beliau hanya
membantu tantenya yang seorang guru SD untuk mengajar les private, karena tantenya kekurangan tenaga dalam mengajar les private. Hal itu menjadi awal beliau
menjadi pengajar atau seorang guru. Selain kekurangan tenaga, tantenya juga
sibuk menangangi hal lain sehingga membutuhkan bantuan dalam mengajar les private.
Setelah
beberapa lama mengajar dan didampingi oleh tantennya, beliau dilepas sendiri
untuk mengajar murid les private
tantenya. Karena satu dan lain hal, beliau tidak bisa datang ke rumah tantenya
untuk mengajar les private. Sehingga,
murid-murid tantenya diminta untuk datang ke rumah PAR. Jadwal mengajar les private beliau setiap hari Senin sampai
Jum’at pukul 19.00-21.00 WIB. Murid-murid les private datang sekitar pukul 19.00 WIB dan diminta untuk bermain
terlebih dahulu dan mulai belajar pada pukul 19.30 WIB.
Beliau
mengajar murid Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Beliau
mengajar semua pelajaran di SD dan juga di SMP. Jumlah murid les private beliau pada awal mengajar
sekitar 15 orang. Namun dikarenakan beliau sudah masuk kuliah, jumlah murid
yang beliau ajarkan berkurang sedikit demi sedikit. Dan ketika sekarang beliau
sudah kerja, murid beliau hanya berjumlah 7 orang dengan 1 tutor tambahan.
BAB II
HASIL WAWANCARA
Berikut ini adalah
identitas guru les private SD &
SMA, yakni:
Nama
: P.A.R
Usia
: 26 Tahun
Lama
Mengajar : 6-7 Tahun
Laporan
hasil wawancara
Beliau
bernama PAR yang berusia 26 tahun yang sudah mengajar sejak duduk di bangku SMA
sampai sekarang sebagai guru les private.
Pandangan beliau tentang pendidikan adalah pendidikan itu sangat penting. Dari semenjak
seorang anak itu lahir bahkan ketika masih dalam kandungan. Didalam kandungan
juga seorang anak kalau bisa sudah menerima pendidikan tentang nilai-nilai
positif agar ketika dewasa berkembang menjadi manusia yang cerdas dan tentunya
berdampak pada kemajuan positif di negara kita. Karena yang akan memimpin
negara ke depan adalah anak-anak yang tumbuh saat sekarang ini. Sehingga
penting untuk membekali mereka dengan pendidikan yang positif.
Motivasi
yang mendasari beliau untuk mengajar adalah pada waktu SMA dahulu, ingin
mengajar karena disuruh bantu tante untuk mengajar murid private-nya. Selain itu beliau mendapat tambahan uang saku dari
membantu tantenya. Namun kalau sekarang, motivasi yang mendasari beliau adalah
untuk mengembangkan skill, dapat
membuat lapangan kerja, mengusahakan anak yang tidak minat belajar menjadi punya
minat untuk belajar, mengusahakan anak yang punya IQ di bawah rata-rata tetap bisa
optimal dalam menjaga minat belajar dan hasil belajarnya.
Sudut
pandang beliau dalam melihat peserta didik yaitu setiap anak itu unik, punya
karakter yang berbeda-beda. Sehingga perlakuan yang diberikan sebagai pengajar
juga harus berbeda-beda ke setiap anak. Hal ini yang membuat beliau lebih suka mengajar
semi private yang muridnya hanya
berjumlah 3-5 orang/kelompok. Sehingga beliau bisa lebih mengenal karakter
murid-muridnya dan bisa memberi perlakuan dan metode belajar yang tepat ke
murid-muridnya.
Pada
dasarnya tidak ada anak yang bodoh, yang
ada hanya anak itu belum mendapat guru yang tepat dan belum mendapat metode yang
tepat untuk dirinya. Masalah anak yang malas belajar, tinggal diberikan
stimulasi yang berupa reward dan
lingkungan yang mmbuat anak semangat dalam belajar.
Filosofi
beliau dalam mengajar yaitu mengajar itu adalah seni dalam mendidik. Mencoba
menyelami dunia dan pemikiran anak sehingga bisa menemukan mutiara yang tersembunyi
dikedalaman dunia si anak.
Pendekatan
yang beliau gunakan dalam mengajar adalah tegas namun bukan keras dan tidak
memaksa anak harus bisa. Tegas dalam arti tidak ada tawar menawar. Mengusahakan
anak itu dalam kondisi yang nyaman/tdk tegang, tetap menggunakan suara yang rendah
(tidak emosi) meski anak bertindak negatif. Bahkan ketika memberi ketegasan, berusaha
untuk tidak marah. Pendekatan selanjutnya adalah ke masalah pengajaran, lebih kepada
pendekatan individu. Mengusahakan bagaimana anak bisa memahami materi. Dalam pendekatan
yang digunakannya, beliau terkadang menggunakan alat bantu teknologi kalau
muridnya susah menangkap pelajar. Jadi beliau menggunakan pendektakan
audiovisual.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengajar
merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada
situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Pembelajaran selalu melibatkan
hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang dan pikiran seseorang atau
sekelompok orang lainnya. Elliot Eisner berpendapat bahwa guru menampilkan diri
jauh lebih seperti seniman daripada ilmuwan. Pengajaran melibatkan penilaian
kompleks yang terbentang sepanjang pengajaran itu sendiri. Guru harus mampu
melakukan dan menangani proses kreatif secara tidak terduga.
Seperti
yang dilakukan guru private PAR bahwa
ia mengatakan bahwa mengajar adalah seni. Dan ia mencoba mentransferkan ilmu
yang dimilikinya kepada peserta didiknya. Ia melibatkan murid-muridnya dalam
belajar. Ia mencoba menyelami pemikiran peserta didiknya sehingga ia bisa
menemukan mutiara didalam peserta didiknya. Hal ini sama seperti yang
dikemukakan oleh Elliot Eisner bahwa guru itu adalah seniman, dimana guru harus
kreatif dalam mengajar. PAR mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh, hanya
saja anak belum menemukan cara belajar yang tepat sehingga beliau mengajar ke
setiap anak dengan cara berbeda dan melakukan pendekatan individu. Sehingga,
beliau kreatif dalam mengajar.
Guru
yang cerdas atau jenius pada intinya mencerminkan keterpelajaran, integritas
pribadi, dan kemampuan komunikasi dengan siswa. Keterpelajaran yang dimaksudkan adalah secara konsisten taat asas
pada etika pengetahuan dan norma-norma kebiasaan berpikir. Seorang guru yang
efektif menginspirasi dan memprovokasi dengan baik murid-muridnya. Memegang
kaidah-kaidah berpikir vertikal, tanpa membangun alternatif.
Seperti
yang dilakukan oleh PAR bahwa beliau konsisten pada etika pengetahuan dan
kebiasaan berpikir. Hal ini ditunjukkan ketika beliau mengatakan bahwa dalam
mengajar ia harus tegas sehingga anak bisa fokus pada pelajaran. Dan ia
menggunakan metode yang berbeda ke setiap anak sehingga anak lebih memahami
pelajaran. Beliau menggunakan metode tersebut supaya beliau bisa menginsprirasi
dan memprovokasi anak untuk belajar dan mempertahankan hasil belajarnya, hal
ini juga bisa diterapkan pada anak yang malas belajar
Sedangkan
integritas pribadi berupa
kelengkapan atau kesatuan karakter, rasa percaya diri, dan identitas pribadi
yang menunjukkan diri sebagai guru yang hebat. Guru yang berintegritas mampu
menunjukkan kepercayaan diri secara benar, belajar mengendalikan ambiguisitas,
serta membebaskan diri dari tekanan dan pembatasan hidup, serta berkemampuan
mengendalikan siswa.
Selain
itu dilihat dari segi integritas, beliau mampu menunjukkan kepercayaan diri,
belajar mengendalikan ambiguisitas, serta membebaskan diri dari tekanan dan
pembatasan hidup, serta berkemampuan mengendalikan anak. Hal ini terlihat
ketika beliau mengajar dengan tegas dan mencoba membuat muridnya santai dan nyaman
namun tetap fokus. Ia mencoba untuk mengendalikan muridnya dengan membuat
suasana nyaman.
Sedangkan
kemampuan berkomunikasi dengan siswa
merupakan karakteristik dasar dari seorang guru. Berkomunikasi dengan orang
muda harus mampu menikmati antusiasme di tengah-tengah suasana yang berisik dan
intens bagi mereka untuk tumbuh dewasa. Hal ini berarti bahwa seorang guru
harus memiliki kemampuan berempati, melihat situasi siswa ke dalam situasi
dirinya dan menjadi pendengar yang kompulsif. Guru yang jenius tidak mengejek
atau meremehkan siswa dan anak muda.
Kemudian
kemampuan komunikasi dengan murid, seorang guru harus memiliki kemampuan
berempati, melihat situasi siswa ke dalam situasi dirinya dan menjadi pendengar
yang kompulsif. Guru yang jenius tidak mengejek atau meremehkan siswa. Hal ini
dapat terlihat ketika beliau mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh, dan
beliau mencoba untuk membantu muridnya yang punya IQ di bawah rata-rata untuk
tetap bisa optimal dalam menjaga minat belajar dan hasil belajarnya. Metode
mengajar yang berbeda pada setiap anak yang ia lakukan membantunya dalam
berkomunikasi dengan muridnya dan hal itu membuat si anak untuk bisa menjaga minat
belajarnya.
Selain
itu, beliau menggunakan paedagogi modern
dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat bahwa beliau dalam menyampaikan
materi/pelajaran dengan cara yang fleksibel ke setiap anak. Bagi muridnya yang
susah menangkap, beliau menggunakan alat bantu teknologi agar murid tersebut
dapat memahami materi/pelajaran. Ia juga menggunakan metode mengajar yang
berbeda kepada setiap muridnya. Dengan pendekatan individu yang digunakan
beliau, membuat proses belajar mengajar menjadi baik. Karena, murid memahami
pelajaran yang diberikan, membuat murid untuk meningkatkan pengetahuannya,
hubungan antara guru dan murid terjalin dengan baik sehingga memudahkan proses
belajar mengajar.
BAB IV
KESIMPULAN
- Mengajar adalah sebuah seni untuk mentransformasikan pengetahuan kepada murid. Hal ini bisa terwujud ketika seorang guru mengajar dengan cara yang kreatif.
- Menggunakan metode mengajar yang berbeda ke setiap anak murid dapat membantu murid lebih memahami pelajaran/materi.
- Mengenal kerakter setiap murid menjadi penting ketika mengajar karena dapat membantu guru untuk menemukan metode yang tepat dalam mengajar.
- Seorang guru harus cerdas dan mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi, dan kemampuan komunikasi dengan siswa.
- Ketika seorang guru mencerminkan ketiga tersebut, seorang guru bisa lebih menstransformasikan ilmu dan membantu siswa untuk menjaga minat dan hasil belajar yang didapat anak murid.
- Selain itu, dengan mencerminkan ketiga hal tersebut, seorang guru tidak meremehkan kemampuan muridnya yang bisa saja hal tersebut membuat murid tidak berminat untuk belajar.
- Menggunakan paedagogi modern dalam mengajar dapat membantu guru untuk membuat dengan mudah murid memahami pelajaran/materi yang disampaikan.
BAB V
SARAN
Saran
saya terhadap Iter, yaitu:
- Sebelum melakukan wawancara terhadap guru, sebaiknya iter terlebih dahulu menguasai hal yang ingin ditanyakan sehingga jelas hal yang ditanyakan.
- Sebaiknya iter menguasai teori paedagogi karena hal itu membuat pertanyaan yang hendak ditanyakan jelas dan bisa lebih mendetail.
Saran
saya terhadap guru PAR, yaitu :
- Tetap menggunakan metode mengajar yang berbeda kepada setiap anak seperti ungkapan PAR bahwa setiap adalah unik. Karena hal tersebut membantu anak dalam belajar.
- Tetap menjaga motivasi dan filosofi yang dibuat dalam mengajar karena hal tersebut membuat kualitas mengajar menjadi meningkat.
- Meningkatkan jumlah murid yang diajarkan.
- Tetap menggunakan paedagogi modern dalam proses belajar mengajar.
Saran
saya terhadap kelas M.K Paedagogi, yaitu:
- Tugas individu seperti ini sebaiknya dilakukan juga di tahun depan karena membantu mahasiswa memahami untuk menjadi pendidik terutama bagi anak-anak.
- Sebaiknya tugas individu ini dilakukan sebelum tugas kelompok karena tugas individu ini dapat membantu mahasiswa dalam menjadi pengajar bagi anak-anak.
Komentar