OTAK MANUSIA
Otak
manusia adalah sistem alamiah yang paling kompleks yang pernah dikenal di alam
ini; kompleksitasnya menyamai dan mungkin melebihi kompleksitas struktur
ekonomi dan sosial yang paling rumit sekalipun. Otak adalah bidang ilmu yang
baru. (Goldberg, 2001)
Perkembangan
metode neuroimaging yang dapat
memonitor aktivitas otak selama tugas kognitif atau behavioral adalah penyebab
utama dari munculnya neurosains kognitif. Metode-metode awal di antaranya
adalah studi kasus terhadap pasien dengan kerusakan otak dan pengubahan otak
hewan melalui pembedahan.
Metode
baru dapat memproduksi peta aktivitas otak berdasarkan perubahan dalam
aktivitas elektrik (EEG), metabolisme otak (scan
PET), atau blood oxygenation (fMRI).
Kelemahannya antara lain akurasi aktivitas elektrik yang dicatat (EEG),
hubungan hipotesis antara perubahan dalam darah atau level oksigen dengan
aktivitas neural, metode substraksi citra, praktik konversi data ke citra otak
standar, kekurangan dalam software
analisis data, dan ketidakmampuan mendeteksi sinyal kelemahan.
Beberapa
studi yang dirancang dengan baik memberikan sedikit pengetahuan tentang potensi
riset otak untuk perkembangan kognitif dan belajar. Diantaranya adalah korelasi
otak dengan pemikiran pra-operasional, relasi antara PKU dengan pemikiran
pra-operasional, dan riset pemrosesan informasi dan memori episodik dan
semantik. Juga, penemuan neuron
cermin mengidentifikasi sistem neural yang bereaksi pada : (a) tugas-tugas
tertentu yang dilakukan orang lain dan niat mereka; dan (b) observasi dan
pelaksanaan perilaku yang mengindikasikan rasa senang atau jijik. Yang disebut
belakangan tersebut adalah indikasi dari empati yang dirasakan individu
terhadap individu lain. Riset juga mengindikasikan bahwa neuron cermin dari individu autis hanya memberi sedikit reaksi atau
tidak bereaksi sama sekali pada gerakan orang lain dan ekspresi wajah yang
berbeda.
Sumber
:
Gredler, Margaret E. 2011. Learning and
Instructiona: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Kencana.
Komentar